MENIKAH DENGAN WANITA SHALIHAH DAN PENDIDIK

Share on :
Ada Faktor penting yang membantu seorang Ayah mendidik anaknya yaitu istri yang shalihah yang dapat memahami peran dan fungsinya di dalam mengurus rumah tangga. Seorang istri merupakan tiang yang menopang terkuat dalam tugas ini.mendasar dalam pekerjaan ini. Pekerjaannya ini mempunyai peran sejaran dalam kehidupan masyarakat. Darinya akan lahir generasi pembaharu masyarakat yang akan memimpin umat menuju kebaikan dan kekuatan

Harus ada pendamping seorang ayah yang turut menjaga. Seorang ayah yang baik agamanya saja tidak cukup untuk mengamankan ini. Harus ada kedua duanya yaitu ayah dan ibu untuk saling bekerja mendidik anak-anak mereka. Akan percuma saja jika Ayah bekerja sendiri tanpa dibantu sosok ibu guna menjaga generasinya di masa depan.

Hal ini harus dipahami betul oleh setiap dai. Upaya pertama yang harus menjadi fokus dalah rumah, kemudian istri yang kemudian ibu, lalu anak-anak dan keluarga. Hrus menjadi perhatian yang serius memilih wanita muslimah untuk membangun rumah tangga islami. Orang yang menginginkan membangun keluarga yang islami mka bangunan masyarakat Islam akan tertinggal dan abangunan yang ada akan selalu banyak celah dan lubang kekurangannya.


Wanita yang terbaik untuk dinikahi adalah wanita yang mempunyai akidah agama, shalihah, bertaqwa dan selalu bertaubat kepada penciptanya dimanapun tempatnya. Wanita semacam ini akan menyenangkan hati, bisa dipercaya untuk menjaga diri dan menjaga harta suaminya serta mampu mendidik anak-anaknya. Disamping melengkapi kebutuhan jasmani ibu dengan kaakter seperti ini akan memberikan tambahan keimanan bagi seluruh keluarga.

Terdapat petunjuk Nabi Mhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Ibnu Adiy dan Ibnu Asakir dari Ai'syah bahwa Rasulullah SAW Bersabdah :
Pilihlah tempat yang baik untuk menyemai nutfahmu, karena sesunguhnya wanita itu akan melahirkan semisal dengan saudara-saudari mereka.
Imam Bukhari dAri Abu hurairah, bahwa Nabi Bersabdah :
Sebaik-baik wanita yang menunggang unta adalah wanita Quraisy. Mereka memperlakukan anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang serta pandai menjaga kehormatan dan harta suami mereka"

Pekerjaan wanita setara dengan jihad kaum laki-laki di medan perang dan shalat jum'at di masjid. Imam muslim meriwayatkan dalam Sahih-nya Asma binti Yazid bin Saat datang menghadap Nabi dan berkata;
Aku adalah seorang duta dari sekian banyak wanita muslim yang ada dibelakangku. Mereka semua menyatakan dan berpendapat sepertiku. Sesungguhnya Alah telah mengutusmu kepada kaum lelaki dan wanita, sehinggapun kami beriman kepadamu dan mengikutimu. Namun kami sebagai kaum wanita punya keterbatasan dan banyak halangan serta hanya banyak duduk di rumah. Sementara kaum pria mempunyai kelebihan bisa melaksanakan shalat jum'at, mengirin jenazah serta jihad. Jika mereka keluar untuk berjihad, maka kami akan menjagakan harta mereka dan yang mengurus anak-anak mereka. Apakah kami juga mendapatkan pahala yang serupa, ya Rasulullah?

Rasulullah kemudian menoleh kepada para sahabat beliau dan bertanya,
Apakah kalian mendengar perkataan wanita yang mempunyai pertanyaan sangat baik ini mengenai urusan agamanya?
Mereka menjawab
Tentu ya Rasulullah
Rasulullah kemudian Bersabdah:
Sekarang pulanglah engkau wahai Asma'. Beritahukan kepada wanita-wanita yang ada dibelakangmu bahwa pertanyaan baik yang dilakukan oleh salah seorang diantara kalian kepada suaminya, mencari keridhaannya, dan selalu mematuhinya, sebanding dengan apa yang kamu sebutkan tadi. 
Mengutip pendapat Umar Bin Khatab yang menyatakan, 
Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak baik, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.
Rasulullah juga pernah membenarkan pandangan sahabat Jabir bin Abdillah, berkenaan dengan memilih istri untuk memerankan fungsi sebagai pendidik untuk membina saudari-saudari Jabir yang masih belia.

Imam 5 Mahzhab meriwayatkan hadits Jabir dalam sebuah hadist; Rasulullah Bertanya kepada Jabir;
Apakah ia menikahi seorang gadis atau janda. lalu Jabir menjawab bahwa ia menikahi seorang janda. Rasulullah kemudan Bersabdah, "Kenapa tidak memilih yang gadis, yang engkau bisa mengajaknya bergurau, begitu juga ia bergurau denganmu?
Aku menjawab Ya Rasulullah, orang tuaku meningggal, sedangkan aku masih punya saudari yang masih kecil. Maka aku tidak suka menikah dengan para gadis yang berusia sama seperti merekakarena aku khawatir istriku nanti tidak bisa mendidik mereka dan tidak bisa mengurus mereka. Akhirnya akupun memilih menikahi seorang janda dengan berharap ia isa mengurus serta mendidik saudari-saudariku yang masih kecil."

Terakhir, seorang istri shalihah merupakan simpanan sesunguhnya yang bisa kita jadikan sebagai tabungan di dunia dan diakhirat, saat turunya ayat "Walladzina yaknizuna".....(Orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya dijalan Allah), kami bersama Rasulullah dalam satu perjalanan, kemudaian ada sahabat yang berkata "Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik dari ini, tentu kami akan Ambil

Rasulullah kemudian Bersabdah:
Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri yang shalihah yang akan membant seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.
Ya Allah jadikanlah keluarga kami sebagai keluarga Ahli Syurga, Ahli kebajikan dan selalu mengukuti perintahmu.
Aamiin..

Baca juga PENGARUH ORANG TUA YANG SHALIH TERHADAP ANAK 

POS TERBARU

loading...