3 PESAN ALI BIN ABITHALIB BAGI KITA

Share on :
RAHASIA KECERDASAN ALI BIN ABITHALIB

Siapa yang tidak mengenal Ali bin Abu Thalib? Sepupu, anak angkat, serta suami dari Fatimah ra. anak kandung Rasulullah Saw. Ali bin Abu Thalib dikenal berkat kecerdasannya dalam berbagai bidang ilmu. Bagaimana rahasianya?



Dalam buku Rahasia Kecerdasan Ali bin Abu Thalib si super genius karya Masykur Arif Rahman dijelaskan mengenai seputar rahasia kecerdasan Ali bin Abu Thalib. Apa saja penunjangnya, bagaimana mendidik anak agar cerdas menurut Ali bin Abu Thalib serta bagaimana dapat secerdas beliau. Berikut penjelasannya; 

  1. Murid Langsung Rasulullah Saw. Kecerdasan Ali tidak dapat lagi dipungkiri baik dari keluarga Rasulullah Saw dan masyarakat Quraish. Beliau dididik Rasulullah Saw. Sejak beliau masih berumur 6 tahun. Ali adalah anak dari paman Rasulullah yaitu Abu Thalib. Rasulullah meminta Abu Thalib untuk mengasuh anak pamannya tersebut untuk meringankan beban keluarga Abu Thalib di musim paceklik dan Abu Thalibpun menerimanya. Ali sudah seperti dianggap anak Rasulullah Saw. sendiri. Rasulullah Saw. menyayangi Ali layaknya sayangnya Abu Thalib kepada Rasulullah Saw ketika beliau diasuh oleh pamannya tersebut. Rahasia kecerdasan Ali adalah ia belajar dari Rasulullah Saw. secara langsung mengenai berbagai bidang ilmu seperti hukum (fiqh), bahasa (balaghah), ilmu pidato (khithabah), ilmu tafsir (hermenutika), ilmu ketuhanan (Tauhid), sastra (syair), ilmu perang, ilmu etika (akhlak), dan ilmu lainnya. Ali selalu mengingat pula pesan Rasulullah untuk belajar dari Al-Quran dan Hadits. Kebanyakan manusia modern sekarang hanya berlomba-lomba menghafal Al-Qur’an namun tidak mengerti maknanya. Padahal Al-Quran dan Hadits bukan saja harus dihafal melainkan diamalkan. Ali juga gemar belajar mengenai sejarah Nabi zaman dahulu dari Al-Quran, sampai-sampai pendeta Yahudi ketika menanyakan mengenai beberapa perkara dibuat berdecak kagum akibat kecerdasan Ali dan menyatakan diri untuk masuk Islam. 
  2. Mempelajari Ilmu yang Penting dan kepada Ahlinya Menurut Ali, belajar tidak cukup sampai di situ. Masih seperti ajaran Rasulullah Saw, kita sebagai manusia harus memahami hakikat alam semesta, binatang, dan manusia diciptakan untuk mengasah kecerdasan kita. Kita harus belajar dengan sungguh-sungguh dengan apa yang akan kita pelajari, apapun itu. Belajarlah sesuatu yang sangat penting untuk diri kita. Mustahil manusia bisa mengetahui segala ilmu pengetahuan yang terhampar luas di muka bumi, karena umur manusia hanya sedikit. Maka kata Ali belajarlah yang penting-penting saja dan yang banyak manfaatnya. Ketika kita ingin belajar ilmu hukum tentu kita harus belajar dengan ahlinya begitupun dengan syair misalnya kita tentu harus belajar dengan ahlinya pula dan begitu seterusnya layaknya Ali belajar dengan Rasulullah Saw. Hal lainnya yang tidak kalah penting menurut Ali adalah sebelum belajar alangkah lebih baik berdoa. Ini memang hal kecil dan selalu kita sepelekan, padahal kita harus meminta kepada Sang Pemberi Ilmu agar diberi kemudahan dan semoga ilmu yang kita amalkan menjadi berkah. 
  3. Mencintai dan Menuliskan Ilmu yang Dipelajari Ikatlah ilmu yang kita pelajari dan kita ketahui dengan menuliskannya, disamping memudahkan kita untuk mengingat, ilmu tersebut juga dapat bermanfaat untuk orang lain bagi yang membacanya, kata Ali. Rangkailah tulisan-tulisan tersebut dengan sangat indah agar menarik untuk dibaca dengan sebaik mungkin. Jangan lupa pula kepada ahlinya (guru) dengan menghormati atas dukungan dan bantuannya. Ketika kita menggeluti ilmu pengetahuan kita harus mencintai ilmu tersebut. Contohnya adalah mustahil seseorang akan menjadi hakim yang adil apabila ia tidak mencintai ilmu hukum dan ilmu etika. Maka bila seseorang mencitai ilmu yang ia geluti, ia akan mudah menjadi apapun yang ia kehendaki dengan bantuan Allah SWT. 
  4. Ilmu Lebih Utama dari Harta dan Tahta Kita juga harus memahami kemampuan/potensi yang ada dalam diri kita. Apakah metode pembelajaran kita lebih mudah di bidang musik, pidato, matematika, logika, dan banyak hal lagi. Karena kebanyakan orang tua zaman sekarang banyak misalnya memasukkan anaknya di sekolah kedokteran padahal anaknya gemar dengan musik. Menurut beberapa ilmuwan juga seseorang dapat dikatakan cerdas apabila dapat mengimbangkan IQ (intelektual Question), EQ (Emosional Question), dan SQ (Spiritual Question) layaknya Sayyidina Ali ra. Apabila ditawarkan kepada Sayyidina Ali ra. antara ilmu dengan harta dan kekuasaan tentu ia memilih ilmu. Mengapa? Harta dan kekuasaan akan habis ketika diberikan kepada orang lain, namun ilmu tidak akan pernah habis dan akan terus bertambah apabila diberikan kepada orang lain. 
  5. Berzuhud dan Bersabar dalam Menuntut Ilmu Salah satunya adalah zuhud yaitu meninggalkan sesuatu untuk perkara yang lebih penting. Ali bin Abu Thalib selalu meninggalkan sesuatu yang tidak penting untuk dirinya dan mengutamakan yang penting untuk dirinya seperti menuntut ilmu. Untuk mengasah dan memperdalam ilmu, manusia juga harus bersabar. Proses belajar sangat lama agar kita bisa menjadi orang yang benar-benar berilmu. Selain itu adalah dengan bersilaturahmi dengan orang-orang yang ahli dalam bidangnya dan kepada banyak orang, dengan begitu kita akan mendapatkan ilmu dari orang lain yang belum kita dapatkan. Pengendalian hawa nafsu juga sangat penting, agar ketika menuntut ilmu bukan karena ingin kaya dan berkuasa melainkan untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, yaitu kembali pada Tuhan. Yang terakhir adalah ritual agama seperti wudhu, solat, zakat, puasa dan sebagainya. Misalkan dalam wudhu, menurut penelitian wudhu merupakan terapi yang menjadikan seseorang yang melakukannya lebih tenang dan rileks. Berwudhu sebelum kita menuntu ilmu selain mendapat ketenangan kita juga dapat berkonsentrasi dengan apa yang kita kerjakan. 
  6. Tips Agar Anak Menjadi Cerdas menurut Sayyidina Ali ra Menurut Sayyidina Ali ra didiklah anak kita selagi ia masih kecil. Karena otak anak kecil peka terhadap berbagai hal. Anak kecil ibarat tanah basah yang dimana apabila tanaman apapun yang akan dilemparkan kepadanya tanaman itu akan tumbuh. Jangan paksakan anak seperti orang tuanya karena belum tentu bakat anak sama yang dimilki oleh orang tuanya. Berikanlah pendidikan yang dibutuhkan ketika ia dewasa sesuai dengan minat dan bakatnya. Berikanlah pendidikan yang baik seerti akhlak yang baik. Anak-anak cenderung mengikuti tingkah laku orang tuanya mau itu baik atau buruk. Apabila anak memiliki kesalahan cukup dengan menasihatinya tidak perlu dengan menyebut dosanya. Karena hal itu hanya membuat anak keras kepala dan tidak optimis dalam menjalani kehidupan. Pukullah anak jika diperlukan tetapi tidak di bagian tubuh yang penting seperti kepala karena dapat mengganggu sistem kerja otak anak. Dan terakhir adalah wajib menyayanginya melebihi ia menyayangi anda. 

Ali bin Abi thalib adalah sosok sahabat Rasulullah yang amat dekat dengan beliau, karena mulai dari kecil sampai dewasa selalu bersama Rasul, tidak ada yang bisa memungkiri bahwa Sahabat Ali ini adalah  sosok yang cerdas, dan menjadi salah satu manusia yang telah di bina dan dibimbing langsung oleh Rasulullah

Beliau terkenal dengan kedalaman, pemahaman, serta aplikasi keilmuan Islam dalam praktek kehidupan sehari-harinya, bahkan disaat peperangan beliau tidak pernah kalah karena kehebatan dalam mengendalikan pikiran serta tubuhnya.

Sampai pada akhirnya beliau menjadi menantu Nabi Muhammad SAW, dan sampai saat ini sangat dikenang jasa-jasa dan ilmunya.

Berikut saya coba tuliskan beberapa pesan beliau untuk mengingatkan saya jika lupa, serta sharing kepada sahabat pengunjung blog ini



Pesan sahabat Ali Bin Abithalib kepada kita.

Tiga hal yang menyelamatkan, yaitu;
takut kepada Allah, baik secara diam-diam maupun terang-terangan; hidup sederhana, baik di waktu miskin maupun kaya; dan berlaku adil, baik diwaktu marah maupun ridha
2. Tiga macam orang yang tidak diketahui kecuali dalam tiga situasi;

Pertama tidak diketahui orang pemberani kecuali dalam situasi perang.
Kedua tidak diketahui orang yang penyabar kecuali ketika sedang marah.
Ketiga tidak diketahui sebagai teman kecuali ketika (temannya) sedang butuh. Barang siapa yang dalam urusannya berada pada posisi tidak memikirkan akibatnya, maka dia telah menghadapkan dirinya pada musibah yang besar

Sahabat Ali Bin Abi Thalib adalah salah satu sahabat yang telah dijamin oleh Nabi Muhammad untuk masuk surga Ali Bin Abi Thalib adalah menantu kesayangan Nabi Muhammad 

Ali Bin Abi Thalib adalah pintu dari ilmu pengetahuan dari ilmu-ilmu agama yang disebarkan Nabi Muhammad beliau adalah sosok sahabat yang cerdas dan kuat, selalu bersama Nabi Muhammad sejak kecil sampai beranjak dewasa

Ali Bin Abi Thalib dikenal sebagai seorang cerdas dan berwibawa beliau adalah sosok menantu Nabi Muhammad satu-satunya yang menjadi panutan golongan Syiah banyak pesan-pesan beliau yang dijadikan sebagai hujjah

tulisan ini Hanya sepenggal pesan mudah-mudahan bisa bermanfaat


Jangan mengawasi orang lain, jangan mengintai Garakannya, Jangan Membuka Aibnya, Jangan Menyelidikinya, Sibuk-lah dengan Diri KAlian Sendiri, Perbaiki Aib dan Salahmu, Karena Kelak Kau Akan Ditanya (Allah) Tentang dirimu sendiri, Bukan tentang orang lain.

Prilaku yang baik akan selalu di puji oleh orang lain, dengan anjuran dari Sahabat serta Menantu Rasulullah Ali Bin Abithalib pasti akan sangat membantu sahabat.

Sahabat Ali pernah juga diberi wasiat oleh Nabi Muhammad

600 ribu Kalimat.Pesan Rasulullah kepada Ali RA

Rasulullah SAW bersabda : 

Wahai Ali apakah engkau menginginkan 600 ribu kambing ?
600 ribu dinar atau 600 ribu kalimat ?

Lalu Sahabt Ali as menjawab :

"Wahai Rasulullah SAW aku menginginkan 600 ribu kalimat."
Lalu Rasulullah SAW bersabda : "Wahai Ali! Aku akan meringkas 600 ribu kalimat itu dalam enam kalimat.

Pertama Jika engkau melihat manusia berlomba-lomba mengerjakan yang bukan kewajiban mereka, maka sibukkanlah dirimu dengan menyempurnakan kewajibanmu.

Kedua Jika engkau melihat manusia berlomba-lomba dalam urusan dunia, maka sibukkanlah dirimu dengan urusan akhirat.

Ketiga Apabila manusia sibuk mengurusi aib (cela) orang lain, maka uruslah aibmu sendiri.
Jika manusia saling memperindah dunianya, maka hiasilah akhiratmu. Dan jika engkau melihat manusia sibuk dengan memperbanyak amal, maka beramallah yang ikhlas.

Keempat Dan ketika engkau melihat manusia menjadikan makhluk sebagai perantaranya, maka jadikanlah Allah sebagai perantaramu."

Kelima Mengapa aku menyaksikan kecintaan kepada dunia telah benar-benar menguasai banyak orang, sehingga kematian tidak digariskan kecuali untuk yang selain mereka dan kebenaran seakan-akan hanya diwajibkan kepada orang lain ? Tidak, sungguh tidak sedemikian itu, tidakkah mereka mengambil pelajaran dari umat yang terdahulu ?

Keenam Tuhanku mewasiatkan (mewajibkan) kepadaku tentang sembilan perkara Agar ikhlas dalam segala amal, baik yang kulakukan secara sembunyi ataupun terang-terangan. 
  1. Bertindak adil dalam keadaan rela atau marah.
  2. Sederhana dalam keadaan kaya atau miskin.
  3. Memaafkan orang yang menzalimiku.
  4. Memberi orang yang menyetop pemberiannya kepadaku.
  5. Menyambung tali kekeluargaan dari orang yang memutuskan hubungan kefamilian denganku.
  6. Menjadikan diamku sebagai waktu untuk berpikir.
  7. Pembicaraanku sebagai zikir.
  8. Pandanganku sebagai ibrah (mengambil pelajaran dari selainnya).
  9. Wahai Ali! Janganlah engkau marah. Dan apabila engkau marah, maka duduklah sembari memikirkan kekuasaan Allah atas hamba-hamba-Nya dan kelembutan-Nya pada mereka.Tiada seorang yang mengikhlaskan amal perbuatannya (semata-mata karena Allah) selama empat puluh hari, kecuali akan memancar sumber hikmah dari lisannya sebagai luapan dari apa yang terkandung dalam hatinya.Wahai Ali! Semua mata akan berlinang (menangis) pada hari kiamat, kecuali tiga mata :Mata yang semalaman dipakai di jalan Allah. Mata yang tercegah dari apa-apa yang diharamkan Allah (untuk dipandang).Mata yang berlinangan karena takut kepada Allah.
Imam Ali Bin Abi Thalib kw yang saya kutip dari Kitab Mizanul-hikmah :

Imam Ali Bin Abi Thalib kw. berkata:” Setiap sesuatu ada perusaknya, ……
1. Rusaknya keahlian karena pujian yang berlebihan
2. Rusaknya keberanian karena kebrutalan
3. Rusaknya kebaikan karena diungkit-ungkit
4. Rusaknya keindahan karena kesombongan
5. Rusaknya ibadah karena santai
6. Rusaknya ilmu karena lupa
7. Rusaknya kelembutan karena kebodohan
8. Rusaknya kebangsawanan karena kebanggaan
9. Rusaknya kedermawanan karena keborosan
10. Rusaknya agama karena hawa nafsu
11. Rusaknya ibadah karena riya’
12. Rusaknya akal murni karena ujub (bangga diri)
13. Rusaknya kemurahan hati karena keangkuhan
14. Rusaknya malu karena kelemahan
15. Rusaknya lemah-lembut karena kerendahan akhlak
16. Rusaknya keuletan karena kekejian
17. Pengecut adalah kerusakan
18. Hawa nafsu adalah kerusakan bagi akal
19. Rusaknya iman karena kemusyrikan
20. Rusaknya keyakinan karena keraguan
21. Rusaknya nikmat karena pengingkaran
22. Rusaknya ketaatan karena maksiat
23. Rusaknya kemuliaan karena kesombongan
24. Rusaknya kecerdikan karena tipudaya
25. Rusaknya kedermawanan karena diungkit-ungkit
26. Rusaknya agama karena buruk sangka
27. Rusaknya akal karena hawa nafsu
28. Rusaknya kemuliaan karena halangan taqdir (ketentuan)
29. Rusaknya diri karena terlalu memberikan kecintaan pada dunia
30. Rusaknya musyawarah karena ide-ide yang bertentangan
31. Rusaknya para raja karena buruk sepak terjang
32. Rusaknya kabinet karena niat jahat
33. Rusaknya ulama karena cinta kekuasaan
34. Rusaknya para pemimpin karena lemah taktiknya
35. Rusaknya pasukan karena menyalahi komando
36. Rusaknya latihan karena dikalahkan oleh kebiasaan
37. Rusaknya rakyat karena meyalahi ketaatan
38. Rusaknya penjagaan karena kurangnya rasa kecukupan
39. Rusaknya peradilan karena kerakusan
40. Rusaknya para pelaku keadilan karena kurang hati-hatinya pengawasan
41. Rusaknya keberanian karena mengabaikan tekad
42. Rusaknya orangkuat karena menganggap lemah musuh
43. Rusaknya kelembutan karena kehinaan
44. Rusaknya pemberian karena mengulur-ulur
45. Rusaknya ekonomi karena pelit
46. Rusaknya wibawa karena senda gurau
47. Rusaknya pencarian karena tidak sukses
48. Rusaknya kerajaan karena lemahnya penjagaan
49. Rusaknya perjanjian karena kurangnya perhatian
50. Rusaknya kepemimpinan karena kebanggaan
51. Rusaknya penukilan karena sumber berita yang bohong
52. Rusaknya ilmu karena meninggalkan prakteknya
53. Rusaknya perbuatan karena tidak ada keikhlasan
54. Rusaknya kemurahan karena kebanggaan
55. Rusaknya masyarakat umum karena orang alim yang licik
56. Rusaknya keadilan karena orang zalim yang menyimpang
57. Rusaknya pembangunan karena penyimpangan para penguasa
58. Rusaknya kekuatan karena menghalangi untuk berbuat baik
59. Rusaknya pembicaraan karena dusta
60. Rusaknya amal-amal karena kelemahan para pelakunya
61. Rusaknya angan-angan karena tibanya ajal
62. Rusaknya kesetiaan karena penipuan
63. Rusaknya tekad karena kadaluarsanya perkara
64. Rusaknya amanat karena penghianatan
65. Rusaknya ahli fiqih karena tidak menjaga diri
66. Rusaknya kemurahan karena berlebihan
67. Rusaknya kehidupan karena buruknya pengaturan
68. Rusaknya pembicaraan karena terlalu panjang
69. Rusaknya kekayaan karena kikir
70. Rusaknya kebaikan karena teman yang buruk
71. Rusaknya kemampuan karena kesombongan dan keangkuhan
72. Pangkal berbagai kerusakan adalah cinta pada kelezatan
73. Kerusakan yang paling jelek pada akal adalah kesombongan
Semoga Pesan diatas bisa memberikan kita pengetahuan yang lebih baik lagi..

Wassalamu'alaikum wr wb
Disadur dari:

  1. http://www.kompasiana.com/nuroktariaa/6-rahasia-dan-pesan-kecerdasan-ali-bin-abu-thalib_54f6fa0ea3331100088b461c
  2. “Tanyalah Aku Sebelum Kau Kehilangan Aku: Kata-Kata Mutiara ‘Ali bin Abi Thalib” . -
  3. Nahjul balaghah, min kalaami sayyidina ‘ali.
  4. https://web.facebook.com/notes/-bidadari-dunia-itu-wanita-muslimah-/600-ribu-kalimatpesan-rasulullah-kepada-syaidina-ali/305941642752806
  5. (Mizanul-hikmah Juz I: 110-113)

POS TERBARU

loading...