Allah memerintahkan orang tua untuk mendidik anak-anak
mereka, mendorong mereka untuk itu dan memikulkan tanggung jawab kepada mereka,
Allah berfirman :
“Hai orang-orang beriman peliharala dirimu dan keluargamu dari api neraka yang berbahan bakar manusia dan batu, sedangkan para penjaganya adalah para malikat yang kasar dan keras, serta tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (At-Tahrim:6)
Tentang firman Allah ini, Ali bin Abi Thalib berkata, “Ajarkan
kebaikan kepada dirimu dan keluargamu.” Diriwwayatkan oleh Hakim dalam Mustadrak-nya.
Fathrur Razi dalam tafsirnya mengatakan, Peliharalah
dirimu,” yaitu dengan cara menjauhi segala yang dilarang oleh Allah untuk
kamu kerjakan”. Sedangkan Muqatil mengatakan,”Maksudnya, setiap muslim harus
mendidik diri dan keluarganya dengan cara memerintahkan mereka untuk
mengerjakan kebaikan dan melarang mereka untuk berbuat kejahatan”. Sementara
itu Imam Zamakhsyari dalam tafsir Al-Kassyaf menafsirkan, “Peliharalah
dirimu,” yaitu dengan cara meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan dan
melaksanakan ketaatan;” dan keluargamu.” Dengan cara memperlakukan mereka
sebagaimana kalian memperlakukan dirimu sendiri”.
“Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah
yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesunguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar” (Al-Isra’:31)
Ibnu Qayim selanjutnya menjelaskan. “Siapa saja yang
mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang berguna baginya, lalu ia
membiarkannya begitu saja, berarti ia telah membuat kesalahan yang besar. Manyoritas
penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua yang mengabaikan mereka, serta
tidak mnegjarkan kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah agama. Lalu menyia-nyiakan
anak ketika kecil sehingga mereka tidak bisa mengambil keuntungan dari diri
mereka, dan mereka pun tidak bisa memberikan manfaat kepada ayah mereka ketika
mereka dewasa.
Maka ada sebagian anak menyalakan ayahnya sendiri atas tindakannya dalam mendurhakai orang tuanya dengan mengatakan,’ Ayah engkau telah berbuat jahat terhadapku ketika aku kecil. Kini akupun balas mendurhakaimu ketika aku dewasa. Engkau telah menyia-nyiakan ketika aku kecil. Kini aku pun mengabaikanmu ketika engkau sudah tua renta.”
“Lalu bukti mana lagi yang menunjukkan ketololan akal seseorang dan hilangnya perasan yang lebih besar daripada orang yang diberi kesempatan waktu yang panjang hingga anaknya mencapai usia dewasa, namun ia tidak membekalinya dengan pendidikan yang baik sehingga bisa menjadi orang yang mulia?”
Dalam riwayat An-Nasa’i dan ibnu Hiban meriwayatkan secara
marfu’ bahwa Nabi bersabdah.” Sesunguhnya Allah akan menanyakan kepada setiap
pemimpin atas apa yang dikuasakan kepadanya, apakah ia menjaganya atau
menyia-nyiakannya. Sampai-sampai, seseorang akan ditanya mengenai rumah
tangganya.
Baca Juga Pahala Suami Kepada Istri dan Anak